KOMENTAR :
Liturgi (Liturgia) berarti ikut serta dalam perayaan
ibadat resmi yang dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini berarti mengamalkan tiga
tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan Raja. Dalam kehidupan menggereja,
peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini,
setiap anggota menemukan, mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka
dalam Gereja Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang
dan dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam
memimpin perayaan liturgis tertentu seperti: memimpin Ibadat Sabda/Doa Bersama;
membagi komuni; menjadi: lector, pemazmur, organis, mesdinar, paduan suara,
penghias Altar dan Sakristi; dan mengambil bagian secara aktif dalam setiap
perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.
1.
Sakramen Permandian
Komentar :
Dalam
sakramen, Tuhan menggunakan benda-benda biasa seperti air, roti, minyak zaitun
serta tindakan tertentu untuk berbicara secara langsung kepada jiwa kita.
bahasa isyarat Tuhan mempunyai kuasa untuk mengubah orang yang dijamahnya. Yang
mengejutkan, bahasa isyarat dalam sakramen baptis kadang-kadang bukan hanya
sekedar air, tetapi juga menenggelamkan atau pun merendam dalam air.
1.
Sakramen Penguatan (Tanda Kedewasaan)
Komentar :
Penguatan
dipandang sebagai pemberian sumber
kebijakan,
pengetahuan
dan
keberanian bagi penerima, bila
penerima menginginkannya dengan hati terbuka. Dan penguatan adalah pemenuhan
dari kata Kristus yang berkata "Dan kau akan tahu kebenaran dalam
Kristus". (
Yohanes 8:32). Secara umum di defenisikan sebagai
pengetahuan dalam penguatan iman dalam lingkupan hidup dalam kristen khatolik .
Hal ini meyakinkan menjadi suatu pedoman hidup dalam penguatan hati dan iman.
1.
Sakramen Tobat
Komentar :
Sakramen
Pengakuan Dosa mengajak kita untuk meneliti diri kita dan melihat bagaimana
perbuatan-perbuatan kita mempengaruhi orang lain. Imam bertindak sebagai
penasehat yang akan menjelaskan di mana kesalahan kita dan bagaimana kita harus
berubah. Ia tidak bertugas untuk menghakimi atau menghukum kita. Tetapi tugas
imam ialah menganalisa masalah dan memberi saran, jalan keluar atas suatu
masalah. Seorang imam dapat menjelaskan banyak hal kepada kita dan bahkan
mengatakan kepada kita jika kita memang tidak bersalah. Penitensi (= denda
dosa) adalah suatu langkah awal kecil untuk berubah. Kita tidak harus berubah
saat itu juga, tetapi kita perlu berubah. Sakramen Pengakuan Dosa memberi kekuatan
kepada kita untuk melakukan perubahan itu.
1.
Sakramen Ekaristi/Misa(Tanda
Kesatuan)
Komentar:
Sakramen Ekaristi disebut juga
Sakramen Maha Kudus atau Komuni Kudus. Ekaristi bukanlah sekedar lambang
belaka, tetapi adalah sungguh Tubuh, Darah, Jiwa dan Keallahan Yesus Kristus. Jika
kita melakukan dosa berat, kita harus mengakukan dosa kita terlebih dahulu
sebelum menerima Komuni Kudus, jika tidak, Komuni Kudus bukannya mendatangkan
rahmat bagi jiwa, malahan akan mengakibatkan dosa sakrilegi (1Kor 11:27-29).
Untuk menerima Komuni, kamu harus bangkit berdiri menuju altar dengan tanganmu
terkatup di dada sambil berdoa. Ketika tiba di hadapan imam, ia akan
mengatakan: “Tubuh Kristus”. Kamu menunjukkan imanmu dengan menjawab, “Amin”,
kemudian kamu mengulurkan tanganmu, telapak tangan kiri di atas telapak tangan
kanan, menerima Hosti di tanganmu dan segera memasukkan Hosti ke dalam mulutmu
(cara umum), atau kamu membuka mulutmu dan menerima Komuni Kudus dengan lidahmu
(alternatif).
1.
Sakramen Perminyakan Orang
Sakit
Komentar :
Jika seseorang dalam keluarga kalian menderita
suatu penyakit yang parah dan jiwanya berada dalam bahaya, panggillah seorang
imam untuk memberikan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Jika keadaan si sakit
menjadi lebih baik, itu bagus. Jika si sakit pada akhirnya meninggal dunia,
kalian boleh yakin bahwa ia pergi kepada Tuhan untuk mengalami kasih-Nya
selamanya.
1.
Sakramen Pernikahan
Komentar
:
Sakramen Perkawinan lebih dari sekedar
perjanjian. Tuhan menyatakan perjanjianNya - dalam isyarat berkat - untuk
membantu pengantin agar tetap saling setia apa pun yang terjadi. Sakramen
Perkawinan membekali pasangan pengantin dengan kekuatan yang berasal dari
Tuhan. Rahmat itu senantiasa bersama mereka kapanpun mereka membutuhkannya.
Yang mereka perlukan hanyalah memintanya. Untuk memintanya, mereka tidak perlu
mencari kata-kata yang indah serta muluk-muluk. Sebab Tuhan paham semua bahasa,
terutama bahasa cinta. Jika mereka menggunakan kekuatan yang mereka terima dari
Tuhan itu, mereka bisa mencapai tingkat tertinggi dalam hidup perkawinan. Yaitu
ketika pasangan suami isteri demikian terikat satu sama lain. Jika yang seorang
gembira, yang lain ikut tertawa; jika yang seorang terluka, yang lain ikut
menderita.
1.
Sakramen Imamat
Komentar:
Tahbisan
memungkinkan para Rasul Kristus dan penerus-penerus mereka untuk menerimakan
Sakramen-sakramen. Ada tiga jenjang Sakramen Tahbisan: diakon, imam, dan uskup.
Hanya para imam dan uskup yang boleh menerimakan Sakramen Pengakuan serta
mempersembahkan Kurban Misa.
Sakramentali
Komentar:
Sakramentali (Lat: sacramentalia = semacam sakramen) adalah benda-benda suci
(seperti rosario, medali, patung, skapulir, air suci, dsbnya) atau
tindakan-tindakan (seperti berkat seorang pastor atau uskup) yang mendatangkan
rahmat dan kemurahan Tuhan bagi kita melalui doa-doa Gereja. Benda-benda suci
menjadi sakramentali setelah seorang pastor atau uskup memberkatinya. Salah
satu sakramentali yang harus kita gunakan setiap kali kita hendak masuk atau
keluar gereja adalah air suci. Air suci tersebut berguna untuk mengingatkan
kita akan Pembaptisan kita dan sebagai senjata yang ampuh melawan kejahatan.
Jika kita menggunakan atau mengenakan sakramentali dengan maksud yang baik,
kita bisa memperoleh banyak keuntungan, misalnya bertambahnya persekutuan kita
dengan Tuhan, pengampunan dosa-dosa ringan, perlindungan dari roh-roh jahat,
pembatalan hukuman sementara karena dosa, dan banyak lagi berkat jasmani maupun
rohani!
Devosi
Komentar
:
Devosi Katolik meliputi
penghormatan kepada para orang suci (santo/santa). Gereja Katolik Roma memiliki tradisi untuk
melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap pernyataan wahyu pribadi dan
kehidupan para orang yang dicalonkan menerima gelar santo untuk memastikan
bahwa tidak ada penjelasan alam atau ilmiah, pada saat penyelidikan ini
berlangsung, yang bisa menjelaskan keajaiban apapun yang terjadi. Seringkali
sebuah devosi yang diterima oleh Gereja memiliki sebuah bentuk doa, gambaran
dan kadang-kadang sebuah pesan atau nubuat khusus.Beberapa contoh dari devosi
Katolik meliputi Rosario, Jalan Salib,
Hati Kudus Yesus, Citra Kudus Yesus, relik tubuh orang suci, Hati Maria Tak
Bernoda, Ratu Guadalupe Kami, doa-doa novena bagi berbagai orang suci
(santo/santa), ziarah-ziarah dan devosi-devosi kepada Sakramen Suci,
penghormatan kepada tokoh-tokoh Gereja Katolik Timur, dan sebagainya.